Galacakra

"Sulit mendefinisikan apakah galacakra itu?
Hanya sebuah kata yang diambil secara sembarangan dari imajinasi saya, dan hanya suatu kebetulan bila kata ini mirip dengan calacakra yang sudah terkenal tersebut.
Mungkin dengan blog yang sederhana ini bisa memberikan arti kepada galacakra dan menemukan jati dirinya sendiri.."

Senin, 06 Desember 2010

HIDUP ADALAH PERMAINAN

Ada baiknya bila kita memandang hidup sebagai permainan saja. Sehingga kita mampu menerima dinamika kehidupan dengan wajar dan tidak berlebihan. Dan mampu memandang dunia secara utuh, dimana setiap unsur didalamnya bergerak dalam suatu interaksi yang tidak terputus dan saling mempengaruhi.

Al- Hadiid : 20


"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak"


"Seperti hujan yang tanam-tanamanya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur"

"Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya"


"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu"

Demikian Allah SWT memberitahukan umat manusia tentang hakikat kehidupan ini. Sehingga kita tidak menjadikan hidup kita yang singkat ini hanya untuk berlomba-lomba mengumpulkan harta dan kekuasaan. Tetapi saling berlomba kepada kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Al-Hadiid : 21

"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhan-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi"

"yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya"



''Itulah karunia Allah, diberikan Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."


Kamis, 02 April 2009

Manusia Merdeka

Kita adalah manusia merdeka,
yang tidak akan menukar kemerdekaan itu dengan keuntungan semata.
Tidak pula dengan kehidupan dunia.
Karena kemerdekaan bagi kita lebih dari itu semua.

Kita tidak memilih menjadi rakyat jelata,
yang hanya tunduk kepada penguasa.

Kita tidak memilih menjadi penguasa,
yang hanya tunduk kepada harta benda.

Kita memilih menjadi manusia yang merdeka,
yang sanggup berbicara dari hati nurani,
yang tidak terbelenggu dengan ketakutan,
yang mampu berdiri diatas kebenaran,
yang bisa menyuarakan kebebasan.